Berbicara tentang pencapaian tertinggi dalam hidup, semua akan kembali kepada individu masing-masing tentunya. Sudut pandang , latar belakang , kemampuan intelektual dan spiritual bersatu dalam pemahaman seseorang ketika berpikir dengan cara sederhana, “Sebenarnya mau apa yang dicapai dalam hidup ini?”.
Pencapaian
Tertinggi Dalam Hidup Secara Harfiah
Secara
harfiah pencapaian tertinggi dalam hidup sudah pasti mencapai apa yang
diinginkan, apa yang sudah direncanakan. Bisa rencana jangka pendek, menengah
ataupun jangka panjang untuk masa depan. Lebih luas dan mulia lagi, jika
menyertakan kepentingan orang banyak didalamnya. Terlalu tinggikah seperti itu?
Namanya juga pencapaian tertinggi untuk diri sendiri tentu berbicara tentang keinginan
diri sendiri yang masih banyak belum
terpenuhi dan ingin terealisasi dengan sempurna, ngapain mikirin orang lain!
Manusiawi
sekali anggapan seperti itu, mengingat kita adalah makhluk social. Karena,
bagaimana kita bisa menolong orang lain kalau diri sendiri belum bisa kita
“tolong”. Tapi seiring bertambahnya usia, saya yakin, setiap manusia
pelan-pelan ingin menemukan sisi humanisnya. Sisi dimana dia akan merasa
tentram, damai jika sudah berbuat sesuatu untuk orang lain, untuk lingkungan –
dengan begitu dia harus memposisikan dirinya sebagai orang yang bijaksana
terlebih dulu.
Kembali
KepadaNya
Menjalani
hidup dengan merenungi perjalanan hidup, adalah hal yang berbeda. Menjalaninya
berarti menerima dengan lapang hati, apa yang sekarang diberikan Allah kepada
kita. Masalah yang didepan mata beserta jalan keluar yang bersembunyi di
dalamnya, adalah suatu yang harus kita terima dengan ikhlas-tanpa pertanyaan
balik kepadaNya. Kita perlu merenung, sudah sejauh mana pencapaian saya dalam
hidup ini. Berhasilkah saya memanfaatkan kesempatan “kontrak hidup” yang
diberikanNYA, menikmati jatah umur yang sudah ditetapkan ?
Seperti
halnya, pertanyaan lumrah yang ditanyakan kepada setiap orang, “apa
cita-citamu?”. Ketika ketika malu untuk mengungkapkan hal yang bersifat impian
dan keinginan maka jawaban terbaiknya adalah, “sukses dunia dan akhirat”.
Apakah salah dengan jawaban ini? Tentu tidak, tapi masih bersifat umum yang
perlu dijabarkan secara rinci, agar perjalanan menuju pencapaian tersebut
memang bukan sekedar menutup obrolan seputar pertanyaan tentang cita-cita atau
pencapaian hidup.
Persepsi
Pencapaian Hidup Tertinggi
Disini,
persepsi tentang makna pencapaian dalam hidup, ada baiknya ditanya lagi ke
dalam hati nurani. Dulu mungkin, ketika masih usia sekolah, yang terpikir hanya
sebatas mendapatkan ijazah dan melanjutkan ke jenjang sekolah terbaik dan terfavorit,
dengan cara belajar yang rajin. Ketika sudah dicapai, ada lagi tingkatan yang
ingin ditembus, menjadi strata menengah atas, yang mapan hingga anak cucu.
Ketika anak sudah berkeluarga, ada lagi keinginan memapankan yang sudah mapan,
begitulah roda selanjutnya dalam kehidupan yang terus dijalani. Tentu diiringi
dengan pengakuan lingkungan yang bersifat aktualisasi diri juga berarti sebagai
pengakuan atas pencapaian yang kita dapatkan.
Jika
kita terus berpatokan bahwa, penuhi diri sendiri dulu, baru orang lain, sampai
kapanpun, kita tidak pernah bisa merasakan level atas pencapaian tertinggi
dalam hidup. Saya menyadarinya lumayan terlambat, ketika usia sudah lewat agak
jauh dari kepala 3, lha terus, gimana ? Ada baiknya semuanya berjalan
DIUSAHAKAN beriringan. Artinya, sembari kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
kita, sejalan dengan kita meniti rencana-rencana kita, disitu pula kita
selipkan kebutuhan akan eksistensi diri, kebutuhan diakui oleh lingkungan.
Tentu saja dengan maksud positif, berbuat sesuatu untuk sesama, bagaimanapun
caranya sesuai dengan kapasitas kita masing-masing, sesuai dengan status kita
saat ini. Contoh paling sederhana yang sering pada saat momen motivasi,
pengembangan diri atau acara sejenisnya, kita selalu diajak untuk membuat 100
daftar keinginan.
100
Daftar Keinginan
Setiap
orang memiliki impian. Sesuatu yang diimpikan masing-masing orang pun berbeda.
Impian merupakan langkah menuju sukses yang terpenting, karena dengan adanya
impian, berarti kita memiliki tujuan. Setiap kita melakukan suatu hal, pasti
ada tujuannya. Dengan adanya mimpi tersebut, kita dapat termotivasi untuk
melakukan hal yang dapat membawa kita meraih impian tersebut. Tujuan terbaiknya
bisa dikatakan sebagai bentuk pencapaian tertinggi dalam hidup.
Berbicara
secara pengalaman, untuk 100 daftar keinginan ini saya buat dalam bentuk dua
hal. Maksudnya gimana? Saya buat 100 daftar keinginan yang ingin dicapai dalam
jangka waktu panjang dan 100 daftar keinginan yang ingin dicapai setiap tahun.
Karena berbicara 100 daftar keinginan jangka panjang tentulah harus dibarengi
dengan pencapaian kecil pendukung dari pencapaian terbesarnya. Ibaratnya
seperti yang dipaparkan diatas, kamu ingin sukses dunia dan akhirat tapi tidak
merencanakan secara rinci bentuk sukses dunianya seperti apa dan supaya bisa
sukses di dimensi abadi, bentuk ibadah apa saja yang ingin kamu targetkan.
Jadi
segera ambil kertas atau buku dan tentu pulpen bila perlu warna-warni agar
menyegarkan mata saat mengulas dan evaluasi daftar keinginanmu. Kenapa ga
ditulis dalam bentuk digital? Boleh-boleh saja bila merasa nyaman menuliskan
secara digital. Tapi buat saya, rasanya
jauh lebih berbeda bila ditulis dengan tangan (maklum masih agak konvensional juga
untuk beberapa hal aktivitas terutama urusan tulis menulis)
Tiada
Kata Terlambat
Bagi
yang mampir ke tulisan Jelajah Mia saat ini, kalau masih muda, bersyukurlah
bahwa kalian masih punya banyak waktu untuk berbuat yang terbaik bagi diri dan
lingkungan sekitar, gak perlu nunggu dewasa. Gak perlu nunggu pas udah bekerja.
Jadilah yang terbaik yang kamu bisa, raih impianmu setinggi mungkin, langit
adalah batasnya!
Dan
untuk yang usianya senasib seperti diriku, hahaha, lebih baik terlambat
daripada telat banget apalagi tidak sama sekali. Mestinya dengan pengalaman
yang sudah lebih banyak, kita bisa menentukan langkah lebih matang, lebih
sedikit salahnya. Seperti halnya sekarang Jelajah Mia beberapa bulan lagi
sedang menanti pencapaian tertinggi dalam hidup yang sebenarnya sudah
dituliskan dari lama yaitu memiliki anak. Mohon doanya ya semua.
Dalam
meraih pencapaian tertinggi dalam hidup, kadang kita dibenturkan oleh beberapa
halangan yang sifatnya takdir atau sesuatu yang tidak kita duga. Boleh keras
dalam mencapainya tapi terkadang perlu untuk realistis dan mundur sejenak bila
dirasa tidak mungkin untuk diraih. Inilah mengapa Jelajah Mia menggunakan dua
cara dalam membuat 100 daftar keinginan, agar goal akhirnya semua bisa tercapai
walau bertahap dan perlahan.
Penutup
Tulisan
ini sama sekali tidak mau menasehati, mengingatkan apalagi menggurui. Menuliskan
ini, sepenuhnya sebagai ajang untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa saya harus
merenungi lagi tentang makna pencapaian dalam hidup saya.
Yang
sudah meraih pencapaian tertinggi dalam hidupnya, boleh dong berbagi pengalamannya
di kolom komentar atau mau menyampaikan unek-unek meraih pencapaian tertinggi
dalam hidupnya juga boleh.
Wah bikin 100 daftar keinginan, bokeh juga idenya. Tapi namanya manusia kayaknya keinginan nggak habis-habis. Huhu..
ReplyDeleteNggak tau ya ini pencapaian atau bukan, tapi saya puas rasanya waktu nikah sudah ngikut keinginan bapak untuk pakai acara adat macam-macam. Padahal waktu itu justru trennya ala modern western gitu. Wkwk. Sempat kepikiran pengen nikahan yang kayak gitu, tema rustic dan ngundang sedikit orang aja. Akhirnya manut Bapak.
Ternyata itu kaki terakhir Bapak ngadain hajatan besar, setelahnya beliau berpulang dan ya saya nggak ada penyesalan sama sekali jadinya. Mungkin kalau dulu saya kekeuh bakal beda cerita sih. Hiks.. Wah, jadi panjang maafkan Mbak. Hehe..
Pencapaian tertinggi kini yang jadi mimpi kalau kedua anak saya nanti mandiri. Kini saya 46 tahun anak SMA dan SMP. Saya rasa, kalau mereka bisa mapan dalam kehidupannya itu pencapaian tertinggi dalam hidup saya
ReplyDeleteDuh saya termasuk yang terlambat Mbak. Jadi langsung ikut berpikir, sejauh mana saya sudah bermanfaat selama ini. Apakah saya sudah menjalani dengan baik kontrak hidup saya dengan Sang Pemilik Alam Semesta. Terima kasih inspirasinya untuk 100 daftar keinginan Mbak, sepertinya saya tertarik untuk membuat versi saya juga..
ReplyDeleteHmm sekarang sejak jadi ibu, pencapaian tertinggi yang Ingin saya dapatkan adalah yang berkaitan dengan anak anak
ReplyDeleteSaya ingin anak anak tumbuh dengan baik
Wah bagus nih idenya bikin 100 daftar keinginan yang pengen dicapai. Boleh nih buat dicoba
ReplyDeletePencapaian tertinggi di tiap orang bisa beda-beda ya. Yang penting kita merasa nyaman dan tak membandingkan dengan orang lain. Ada yang pencapaiannya melihat keluarga harmonis, ada yang kepribadian, ada yang karir, ada yang ekonomi.
ReplyDeleteDaftar 100 keinginan ini bisa dijadiin goals hidup ya Mbak. Kita jadi lebih punya tujuan pencapaian setiap harinya sehingga diri kita jadi lebih produktif untuk mencapainya. Mau bikin juga aaahh😁
ReplyDeleteSetuju dengan kalimat kalau memenuhi keinginan diri sendiri memang tak akan ada habisnya, tapi jangan lupa juga hakikat hidup terkait dengan Allah Sang Maha Pencipta. Dulu waktu kuliah pernah bikin 100 daftar keinginan, awalnya ragu bakalan tercapai atau tidak. Namun, setelah beberapa waktu, saat buka-buka kembali catatan 100 mimpi itu, ternyata udah banyak yang tercoret karena berhasil tanpa sadar
ReplyDeleteJadi pengen juga buat 100 daftar keinginan biar hidup lebih variatif dan ga banyak ngeluh. Setidaknya kita ada ser goalnya
ReplyDeletepencapaian tertinggi versi masing masing pribadi itu berbeda ya. mungkin bagi saya bisa memiliki rumah itu pencapaian tertinggi. tapi bagi orang lain biasa aja. intinya kembali pada rasa syukur ketika mendapat dan bisa memiliki sesuatu. banyak hal yang sudah dicapai dan patut saya syukuri hingga saat ini. masih ada yang lain seperti umroh, naik haji, punya rumah kebun, menguliahkan anak sampe selesai dan sukses dll
ReplyDeleteKetika melihat video di timeline media sosialku tentang seseorang yang bisa bagi bagi di bulan Ramadhan aku pengeeeen diberi kecukupan agar bisa seperti itu, giat menulis terus menulis semoga rejeki bertambah
ReplyDeleteBerat banget nih kanmia bahasannya. Nanti perihal 100 keinginan nya tanya japri aja deh heheh
ReplyDelete