Banyak
sekali menu makanan khas lebaran yang disajikan oleh umat muslim. Menyajikan
masakan lebaran seolah memang sudah menjadi tradisi bagi seluruh umat muslim di
Indonesia. Rasanya tidak pas jika tidak menyajikan masakan lebaran. Entah itu
hanya ketupat dan sayur, bahkan bisa bersayur-sayur dan berlauk-lauk. Sampai
ada ungkapan unik setelah lebaran, “Menyambut hari dengan kehangatan”.
Cerita Telur Pindang
Salah
satu menu makanan khas lebaran yang sangat populer yaitu telur pindang. Rasa
telur pindang akan sangat berbeda bila disajikan saat lebaran. Telur pindang
ini merupakan menu lebaran khas dari keluarga besar pihak ibu. Terlalu
memorable dengan telur pindang ini, jadi setiap acara kumpul, lebaran dan stok
makanan selalu ada di menu sajian Jelajah Mia.
Telur
pindangpun jadi menu wajib Jelajah Mia saat lebaran, seolah lebaran tak lengkap
bila tanpa hidangan telur pindang. Bahkan ketika mudik di tempat mertua, telur
pindang menjadi menu yang dibawa sebagai hantaran untuk dimakan bersama ketika
keluarga kumpul. Lalu apa sih telur pindang itu?
Apa itu Telur Pindang?
Telur
pindang adalah telur yang direbus menggunakan bumbu, biasanya memiliki rasa
gurih dan manis. Telur pindang dibuat dengan bahan kulit bawang merah, bawang
putih, daun jambu biji, air, daun salam, dan garam. Telur pindang direbus
selama dua jam dengan bahan-bahan tersebut sampai bumbu meresap, kemudian telur
dikupas dan siap disajikan. Agar bumbu lebih meresap ke dalam telurnya,
ditengah memasak, buat retakan sedikit pada telur atau pada saat selesai
merebus juga bisa tapi diamkan dulu.
Awalnya
Jelajah Mia mengira bahwa telur pindang itu berasal dari Yogyakarta atau Jawa
Tengah, mengingat keluarga ibu terutama mbah putri memang berasal dari sana.
Ternyata setelah dicari tahu, telur pindang ini berasal dari masakan Tionghoa.
Loh, dapat informasi darimana? Yuk, kita bahas sedik, asal usul telur pindang.
Asal Usul Telur Pindang
Telur
Pindang adalah sejenis masakan Tionghoa, yaitu olahan telur yang direbus
menggunakan herba-herba tertentu sehingga memiliki rasa, aroma, dan kenampakan
yang khas. Di daerah asalnya, telur pindang dijual sebagai makanan ringan,
telur yang masih setengah matang diretakkan kemudian direbus kembali dalam teh
dan bumbu-bumbu.
Masakan
ini biasanya dijual oleh pedagang kaki lima atau pasar malam di kota-kota yang
dihuni komunitas China di seluruh dunia. Meskipun berasal dari China dan secara
tradisional dihubungkan dengan masakan Tionghoa, resep-resep lain yang mirip
serta variasinya telah dikembangkan di seluruh Asia.
Telur
pindang dikenal dengan nama Telur Teh di China dan sebagai Marble Egg (lit.
"telur marmer") dalam bahasa Inggris. Penamaan tersebut disebabkan
telur pindang memiliki pola kecoklatan mirip marmer. Jenis telur yang digunakan
biasanya adalah telur ayam. Tentu kita tidak aneh dengan modifikasi olahan
masakan dari Tionghoa yang banyak diadopsi sesuai dengan kearifan local, salah
satunya telur pindang ini. Bagaimana modifikasi telur pindang di Indonesia?
Modifikasi Telur Pindang di Indonesia
Di
Indonesia, telur teh diadopsi menjadi masakan tradisional Indonesia dengan nama
telur pindang. Bahan-bahan yang digunakan juga sedikit berbeda, menggunakan
garam dan kecap. Nama telur pindang berasal dari proses pemindangan yang
dilakukan dalam proses pembuatannya, yaitu telur dipindang atau direbus dalam
larutan garam. Selain menggunakan larutan teh, bahan pewarna yang digunakan
adalah kulit bawang merah, daun jati dan daun jambu biji.
Cara
pembuatan yang Jelajah Mia lakukan tidak menggunakan daun jati, dikarenakan tidak
ada dan sepertinya kapan-kapan akan mencari daun jati itu, siapa tau rasanya
jadi jauh berbeda. Lalu bagaimana resep pembuatan telur pindang ala Jelajah Mia?
Resep Telur Pindang ala Jelajah Mia
Cara
membuat telur pindang untuk lebaran ternyata tidaklah rumit, loh. Hanya dengan
beberapa bahan kamu bisa menyajikan hidangan telur pindang yang enak untuk
lebaran. Apalagi kalau habis kupas bawang merah, jangan dibuang kulitnya,
simpan dan kumpulkan.
Kalau
makin banyak kulit bawang yang dimasukkan saat melalukan perebusan, maka
semakin merah, harum dan makin sedap hasilnya. Dan tambahan lainnya, apabila ada
bumbu-bumbu dapur lainnya yang tidak terpakai dan kering itu jangan dibuang
tapi dikumpulkan juga.
Daripada
makin bingung, gimana resep telur pindangnya, tidak perlu menunggu lama. Yuk,
kita intip cara resep telur pindang ala Jelajah Mia.
Bahan:
20
butir telur rebus
Kulit
bawang merah bawang putih
10
lembar daun jambu biji
Air
sampai menutupi rendaman aneka bumbu dan telur
10
lembar daun salam
1
bungkus garam kecil
Penyedap
rasa (bila diperlukan)
Bumbu
kering lainnya (tergantung selera masing-masing)
Cara membuat telur pindang:
- Campur semua bahan dan bumbu, agar telur aman dan tidak pecah. Lapisan pertama kulit bumbu lalu lapis kedua telur, lapis kembali dengan bumbu
- Rebus hingga mendidih selama dua jam
- Pukul-pukul kulit telur agar retak, lalu masukkan kembali ke dalam rendaman
- Jangan langsung disisihkan tapi rendam telur dalam air rebusan selama beberapa jam agar bumbu dan warna meresap
- Tiriskan telur
- Apabila akan disajikan, baru kupas telurnya
Penutup
Telur
merupakan salah satu bahan makanan yang tidak pernah absen dari khazanah dunia
kuliner. Tak heran jika terdapat berbagai macam jenis olahan agar dapat
menghasilkan jenis olahan telur yang dapat bertahan lama, salah satunya yakni
jenis olahan telur pindang.
Bagaimana
sobat Jelajah Mia? Apakah familiar dengan resep telur pindang yang Jelajah Mia
share? Atau ada versi lain dari pembuatan resep telur pindang? Mari cerita di
kolom komentar, ya
Pernah dengar, sih mba, pake kulit bawang katanya, tapi saya belum pernah nyoba, ada tambahan daun jambunya juga, ya ternyata. Saya tuh seneng banget kalo dapet berkat isinya ada telur pindang model gini, warnanya cantik rasanya juga lebih legit dari telur biasa. Ternyata ini masakan Tionghoa toh.
ReplyDeleteSuka kabita alias pengen kalau lihat olahan telur tapi apadaya selalu muncul alergi sesudahnya...biasanya jadi temannya gudeg ya kalau pindang telur seperti ini
ReplyDeleteaku pengennya langsung makan aja ... Kak Mia yang bikin, aku yang makan .. enak banget kayanya hehehe
ReplyDeleteLoh aku jg taunya ini dr Jogja, kak. Hihi. Ternyata budaya Tionghoa ya.. Ini total masaknya berapa lama, ya?
ReplyDeleteUuuuu daebak... belum pernah nyobain sih, tapi ini unik. Apalagi masakan asli nusantara.
ReplyDeletePernah bikin telur model gini kasih cem ceman teh tapi kulitnya aq buka dulu. Rasanya hampir sama kaya bacem telur, tapi sayangnya yang makan pasti cuma aq saja.
ReplyDeleteKalau di daerah saya di Jawa Tengah ada telur terik itu cenderung manis. Kalau telur pindang rasanya asin ya, Kak? Dari resepnya pakai garam dan tidak pakai gula.
ReplyDeleteAduh langsung kebayang lezatnya telur pindang 🤤🤤
ReplyDeleteSetiap dapat kotak nasi berkat hajatan, pasti telur pindang yang jadi rebutan di rumah.
Saya baru tahu proses pembuatan telur pindang ini. Jadi penasaran seperti apa rasanya. Dari namanya tidak terlintas ternyata makanan ini berasal dari Tiongkok. Kalau bacang, bapao, mpek-mpek kan nampak Cina-nya. Kalai telur pindang ini terdengar lebih melokal.
ReplyDeleteAsli baru tau banget cara bikin telur pindang ini, apalagi ngerebusnya sampai 2 jam gitu, ya. Unik-unik memang makanan nusantara
ReplyDeleteoala namanya telur pindang to, lumayan.lama juga membuatnya, ta pikir cuma direbus biasa dulu kemudian baru dibumbuin seperti bali telur
ReplyDeleteharus melalui beberapa step dan menguji kesabaran ya mbak, menurutku. Informasi baru bagiku bab masak-memasak resep telur pindang ini. Noted
ReplyDeleteaku baru tahu ada telur pindang, kalau di Palembang ada namanya ikan pindang, yah ikan yang dimasak dengan bumbu rempah gitu. Aku penasaran ini gimana hasilnya mbak? apa sama kayak telur asin gitu ya?
ReplyDelete