Pemilihan
untuk presiden-wakil presiden dan anggota legislatif sudah selesai digelar pada
14 Februari 2024. Hayo, apakah sobat Jelajah Mia kemarin menggunakan hak
suaranya?
Setelah pemungutan suara selesai digela, kini tengah ini diramaikan oleh sebuah istilah "silent majority". Istilah yang banyak bertebaran di sosial media bahkan banyak yang menggunakan sebagai tren di aplikasi tiktok.
Lalu muncul
pertanyaan, apa itu silent majority?
Kenapa
Muncul Istilah Silent Majority
Istilah
silent majority mulai muncul saat Pemilu 2024. Segala hal yang tren tentunya
diawali dengan salah satu tokoh publik yang mempopulerkannya. Silent Majority
dimunculkan oleh Ketua Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran Jawa Barat, Ridwan
Kamil.
Hingga
akhirnya di berbagai kanal aplikasi sosial media jadi pembahasan dalam bentuk
status dan video. Sebuah sikap yang suka kita lakukan tapi tidak tahu secara
konsep apa itu nama sikap kita. Kembali lagi ke topik, lalu apa itu silent
majority?
Apa
Itu Silent Majority?
Silent
majority atau mayoritas yang diam adalah orang-orang yang tidak menyatakan
opini dan pendapatnya tentang sesuatu secara terbuka. Seperti namanya, silent
majority tidak hanya satu orang saja, tetapi dalam jumlah yang besar.
Menurut
Merriam-Webster, silent majority berarti bagian terbesar dari populasi negara
yang tidak terlibat aktif dalam politik dan tidak mengungkapkan pendapat
politik di depan umum. Mereka merasa kepentingannya tidak terwakili, menjalani
hidup biasa-biasa saja tanpa terpengaruh politik atau diskusi publik.
Silent
majority adalah istilah dalam bahasa Inggris yang jika diterjemahkan ke bahasa
Indonesia artinya mayoritas yang diam.
Menurut
Encyclopaedia Britannica, silent majority merujuk pada sebagian besar
masyarakat yang memiliki preferensi politik tertentu tetapi enggan
mengungkapkan pilihan mereka secara terbuka.
Sejarah
Kemunculan Istilah Silent Majority
Istilah
silent majority pertama kali digunakan secara politis oleh Warren Harding dalam
kampanyenya pada 1919.
Kemudian
pada 1960-an, istilah silent majority kembali muncul dan mendapatkan perhatian
setelah digunakan oleh Richard Nixon dalam pidatonya yang ditayangkan di sebuah
televisi.
Nixon
menggunakan istilah silent majority sebagai cara untuk menggalangkan semangat
para pemilih yang mungkin belum memilih karena merasa tidak puas terhadap
pemilu.
Dalam
pidatonya pada tahun 1969, Nixon memakai istilah tersebut untuk menarik
sejumlah pemilih yang mendukungnya.
Sampai
sekarang, istilah silent majority dinilai tidak asing digunakan di ranah
politik dan pemilu. Bahkan sudah banyak digunakan berbagai negara, termasuk
Indonesia.
Fenomena
Silent Majority di Pemilu 2024
Fenomena
silent majority dianggap sulit diprediksi melalui jajak pendapat atau survei
elektabilitas menjelang pemilu sebab sifatnya yang sengaja untuk diam atau
tidak menunjukkan sama sekali.
Contoh
silent majority dalam pemilu ini berkaitan dengan masyarakat dalam kelompok
besar yang secara tertutup menyatakan dukungannya kepada salah satu pasangan
calon (paslon).
Kelompok
silent majority ini cenderung memilih untuk menjaga rapat pendapat mereka dan
mungkin tidak mengungkapkan dukungan secara terbuka karena berbagai alasan
tertentu.
Hasil
dari keputusan silent majority baru akan terlihat pada hari pemungutan suara.
Selain itu, survei dan jajak pendapat belum tentu mampu mengukur preferensi
silent majority secara akurat.
Dampak
dari Silent Majority
Sikap
silent majority atau mayoritas yang diam dalam konteks pemilu bisa memberikan
dampak. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa dampak dari silent
majority dalam pemilu.
1.Suara dari
kelompok silent majority sulit terdeteksi jajak pendapat sehingga bisa membuat
kejutan di hasil pemilu.
2.Menimbulkan
kontroversi karena sulit dilakukan verifikasi atas klaim silent majority.
3.Sering
dijadikan narasi politik oleh kandidat tertentu untuk mengklaim basis massa
yang lebih besar.
4.Membuat hasil
pemilu menjadi tidak mudah diprediksi karena efek dari suara 'diam' ini.
5.Kandidat yang
mampu menarik dukungan dari silent majority berpeluang memenangkan pemilihan
karena mereka mewakili suara mayoritas yang diam.
Kenapa
Banyak Memilih Jadi Silent Majority
Alasan
kenapa banyak yang memilih untuk menjadi silent majority? Namanya juga
kampanye, semua ingin menarik simpati dari masyarakat. Dengan berbagai cara
kampanye dilontarkan dan dilakukan.
Bahkan
dengan gempuran isu negatif terus menghujam untuk memperlihatkan keunggulan
dari pasangan dan calon pemimpin yang akan dipilih. Terkadang tidak semua orang
senang berdebat sehingga diam dan mengamati adalah hal terbaik yang bisa
dilakukan.
Jangan
salah, bukan tidak tahan juga para silent majority. Yakin ada masa dimana sudah
ingin berdebat secara terbuka tapi akhirnya diam. Ada pula yang jarinya sudah
mengetik tapi akhirnya tidak jadi dikirim atau dihapus kembali.
Tapi
ada pula yang memang harus tidak memperlihatkan dukungan dikarenakan harus
netral. Ada pula pemilih biasa yang menjalani kehidupan sehari-hari tanpa
terlalu terpengaruh oleh berita politik atau perdebatan publik.
Penutup
Itulah
penjelasan mengenai apa itu silent majority yang muncul di Pemilu. Apakah sobat
Jelajah Mia termasuk menjadi silent majority?
Ridwan Kamil kayaknya yg memulai happening nya istilah ini ya
ReplyDeletebanyak istilah baru di momen Pilpres kali ini.
salah satunya silent majority ini
Saya kayaknya termasuk silent majority, kalau masalah politik emang saya malas berdebat, eh masalah lain juga sih, paling malas berdebat untuk hal-hal yang memang berbeda. Apalagi tentang politik
ReplyDeleteWah baru dengar istilah ini. Soalnya awam banget masalah perpolitikan
ReplyDeleteJujurly baru paham istilah silent majority
ReplyDeleteSaat pemilu kemarin saya menggunakan hak suara saya dong, mumpung bisa bersuara
Oh iya
ReplyDeleteLagi tren istilah ini ya kak
Emang paling malas ya berdebat soal politik
Dari pemilu kali ini aku juga baru ngeh dengan istilah silent majority ini. Ternyata banyak yang menerapkannya selama ini.
ReplyDeleteSaya sudah menggunakan hak pilih pada tanggal 14 Februari kemarin. Kalah atau menang bukan alasan saya memilih, tetapi lebih ke memanfaatkan suara yang saya miliki. Karena itu pun termasuk amanah jadi harus dipergunakan dengan baik.
ReplyDeleteSudah dong semangat nyoblos tanggal 14 feb Masalah menang atau kalah Paslon yang didukung itu mah takdir wkwkwk. Kayaknya saya termasuk silent majority deh....tak pernah menyatakan pilihan saya dimuka umum secara terbuka
ReplyDeleteJadi silent majority di era serba apa2 di pampang di sosmed sepertinya perlu sih. apalagi faktanya antar pendukung bisa sampe singkur2an. Memilih diam saja
ReplyDeletebedanya sama LUBER apa nih? Langsung Umum Bebas RAHASIA??? kalo ga silent trus rahasianya dah ga berlaku lagi ya ^^
ReplyDeleteSilent majority ini berarti pemilih yang beneran rahasia dong. Kan pemilu kudu luber, paling ujung rahasia. Mereka sudah melakukannya sebelum mencoblos.
ReplyDeleteKalau aku dibilang silent majority sih bukan, tapi dibilang bersuara soal politik juga enggak. Aku lumayan sadar dan peduli dengan politik, meskipun enggak sedalam itu. Paling kalau mau speak up soal politik ya dikit-dikit aja sih di Twitter atau di X.
ReplyDeleteBeberapa orang tertentu memamg harus silent majority seperti para ASN dan pegawai pemerintah lainnya yang diharuskan netral. Tapi kan mereka punya hak pilih. Jadi pasti punya pilihan namun gak boleh kampanye
ReplyDeleteTBH, aku bagian dari silent majority Bu Mia. Karena hatiku yang cinta damai tak rela jika harus melukai sesama saudara sendiri gegara beda pilihan. Makanya aku juga kaget sih dengan dampak silent majority di pilpres kali ini. Rupanya yang diam itu basisnya besar juga hihi
ReplyDeletehmmm, kayaknya aku juga termasuk silent majority, bukan apa apa sih, lelah rasanya dengan menyaksikan fenomena yang ada.
ReplyDeleteSaya termasuk silent mayority ga ya? kalau dilihat dari makna dan ciri-cirinya, kayanya emang silent mayority sih, sampai istri saya pun kayanya tidak terlalu tau siapa-siapa yang saya pilih pas pemilu kemarin
ReplyDeleteKalau aku mungkin tim silent majority juga, habisnya fenomena pilpres tahun ini masya allah, ya. Serba banyak dramanya, jadi mending diem2 aja siapa yang dipilih.
ReplyDeleteSilwnt majoriry ini benar benar menjadi teka teki tak bisa diraba dan ditebak arahnya. Biasanya mereka yg seperti ini adalah para ASN karena dilarang berpolitik prakris secara langsung yaa
ReplyDeleteTermasuk yang bikin kaget yaak wkwkwk, emang bener kata pepatah akhir2 ini, bergerak dalam diam itu sebnernya lebih efektif
ReplyDelete