Akhirnya
kita dipertemukan kembali di bulan nan Indah dan penuh cinta didalamnya.
Marhaban ya Ramadan, tiada yang seindah ketika akhirnya dipertemukan kembali
olehMu.
Bulan
yang selalu punya cerita di balik makna kehidupan yang mendalam. Tulisan
sebelumnya bahas tentang Fenomena Silent Majority di Pemilu 2024, sekarang mau
cerita yang ringan-ringan saja. Ada cerita apa saja di 10 hari pertama Ramadan
Jelajah Mia?
Marhaban Ya Ramadan
Ramadan
2023 adalah tahun pertama Ramadan dengan anugerah karunia keturunan hadir. Bayi
cantik yang menemani di waktu sahur dan buka. Bayinya saat ini sudah menjadi
manusia kecil yang memiliki segudang proyek. Proyek imajinasi tingkat tinggi
yang kadang perlu dimaknai secara dalam, apa yang ada di dalam pikiran bayi
ini.
Selain
di ranah media sosial selalu ada status yang tersurat maupun tersirat tentang
Nuansa Ramadan 2024. Tentu kami, kaum ibu-ibu ini pasti mulai dipusingkan
dengan stok-stok makanan.
Bahkan
tidak hanya urusan stok makanan, memastikan bahwa bangun tidur dengan waktu
yang cukup menyediakan masakan hingga disantap, tentu jadi PR besar. Bisa
dibayangkan bila seorang ibu bangun kesiangan, bisa heboh urusan logistik
seharian beraktivitas.
Munggahan Ramadan
Seperti
sudah identik di awal puasa dengan balik kampung (mohon tidak membaca kalimat
ini dengan nada). Mengingat lebaran akan dilaksanakan di rumah keluarga suami,
maka agar adil, awal puasa kami memutuskan di Bogor. Apalagi anakku, Atala,
kalau sama kakeknya, ibu bapaknya bisa ongkang-ongkang kaki dan rebahan hingga
bosan 😂.
Walaupun
sudah ditetapkan pemerintah bahwa 1 Ramadan yaitu tanggal 12 tapi selalu ada
keberagaman dalam pelaksanaannya. Begitupun dengan keluargaku, orang tuaku
berkiblat pada penetapan Arab Saudi yang sudah melaksanakan tarawih di tanggal
10 , maka otomatis tanggal 11 sudah mulai puasa.
Berbeda
bukan berarti menjadikan sebuah pertikaian. Walaupun berbeda, tetap saling
berebut diskonan promo fashion dan aneka hantaran lebaran. Eh, eh, bukan itu
maksudnya tapi tetap saling bertoleransi. Jadi tidak sabar menanti cerita unik
di Ramadan tahun ini.
Bulan
Ramadan tak hanya identik dengan serangkaian ibadah dan kewajiban yang wajib
dijalankan umat muslim. Momentum ini juga tidak terlepas dari beragam tradisi
yang berkembang di masyarakat, salah satunya adalah takjil.
Fenomena Takjil di Ramadan 2024
Takjil
adalah menu hidangan yang bertujuan untuk membatalkan puasa. Itu sebabnya
takjil biasanya terdiri dari makanan dan minuman ringan sebelum dilanjutkan
dengan hidangan utama.
Berburu
takjil atau istilah kerennya 'war' takjil merupakan tradisi yang sudah melekat
di bulan Ramadhan, terutama di Indonesia. Rupanya, kebiasaan berburu takjil ini
tidak hanya dilakukan oleh umat Muslim saja. Tentu yang mengikuti berita
terkini sosial media, tahu bagaimana serunya berburu takjil saat ini.
Baru-baru
ini media sosial dihebohkan oleh berbagai konten video soal keseruan umat
Muslim maupun non Muslim berburu takjil selama Ramadhan. Di mana dalam video
yang beredar di media sosial, tidak hanya umat Islam saja yang tengah berpuasa
melakukan perburuan takjil.
Melainkan,
mereka non Muslim juga dibuat berburu takjil Ramadhan. Seperti yang terlihat di
berbagai platform media sosial, baru-baru ini muncul fenomena 'War Takjil' saat
umat non Muslim juga turut berburu jajanan khas Ramadhan meskipun tak berpuasa.
Bahkan
ada guyonan, "Untuk mu Agama mu, untuk ku takjil mu," demikian
kata-kata yang kian ramai dibagikan di media sosial.
Terlepas
dari fenomena yang saat ini sedang trending, bukan berarti seolah ada
perpecahan antar agama. Justru dari video dan komennya seperti anak kecil yang
sedang bertengkar, dibuat sebagai sebuah hal yang seru. Hal yang populer
sekarang justru membawa rezeki bagi pedagang muslim yang berjualan makanan.
Tidak
hanya itu, keberadaan non muslim yang berburu takjil ini juga menunjukkan bahwa
sebenarnya masyarakat Indonesia penuh toleransi.
Selain
menyambut Ramadan dengan segala hal baik ibadah hingga melanjutkan tradisi yang
biasa dilakukan saat Ramadan. Ada baiknya momen di Ramadan itu untuk evaluasi
diri.
Evaluasi Diri
Cara
terbaik untuk belajar dari kesalahan adalah dengan mengevaluasi diri setiap
hari. Bukan sekadar menyalahkan diri kita, Mengevaluasi diri membuatmu lebih
memahami baik dan buruk kehidupan. Karena saat kita evaluasi, akan melihat
bahwa keburukan adalah hal salah yang harus ditinggalkan. Sementara kebaikan
adalah hal benar yang harus dipertahankan. Seperti halnya pepatah mengatakan,
ambil baiknya, buang buruknya.
Hal
inilah yang membuat kita lebih bijak dalam menyikapi kehidupan. Kita jauh lebih
luwes karena lebih tahu menempatkan situasi. Bahkan cara menyikapi berbagai hal
baik dan hal buruk dalam hidup. Tentu berimbas baik karena lebih berhati-hati
memutuskan segala sesuatu dalam hidupmu.
Ramadan
adalah waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi diri. momen Ramadan sering
mengingatkan kita pada masa lalu dalam keluarga, betul tidak? kita sibuk
menyiapkan berbagai hal untuk persiapan menjelang puasa, ini momen yang baik
untuk menjalin kembali rasa kekeluargaan di antara kita.
Dalam
hal ibadah, Ramadan jadi ajang evaluasi untuk melihat sejauh mana derajat
ketaqwaan yang diperoleh dari pelaksanaan ibadah puasa Ramadan. Sebab puasa itu
menciptakan orang menjadi taqwa.
Ramadan
tentunya jadi ajang bersyukur terhadap apa yang telah Allah SWT berikan.
Kuncinya bersyukur dengan apa yang diperoleh karena masih ada yang lebih sulit.
Sehingga Allah menguji dengan syukur. Terkadang kita berusaha ingin selalu
memberikan yang terbaik dalam segala hal di bulan Ramadan. Ketika bukan Ramadan
seolah kita kembali mengatur diri kita seperti biasa. Itulah pentingnya menjadi
lebih baik dari hari ke hari
Jadi,
evaluasi diri itu perlu dilakukan untuk bertambahnya kualitas puasa yang telah
dilakukan dari tahun ke tahun. Apakah puasa yang selama ini dilakukan bertambah
kualitasnya atau tetap saja seperti dahulu ? inilah perlunya evaluasi diri
Penutup
Setiap
Ramadan selalu punya cerita, begitupun dengan cerita di sepuluh hari pertama
Ramadannya Jelajah Mia. Bagaimana cerita di dua puluh hari berikutnya? Semoga
warna ceritanya bisa diceritakan di blog, ya, kalau tidak mager hahaha. Apa
cerita Sobat jelajah Mia di sepuluh hari pertama Ramadan?
Sebagian
besar cerita sudah di sampaikan di Instagram Jelajah Mia, dengan penambahan dan
perubahan yang diperlukan
Setuju banget mbak jika puasa ramadhan bisa dijadikan EVALUASI DIRI. Anggapsaja Allah memberikan BIG SALE bonus gede kepada umatNYa untuk bertobat, memanfaatkan kesempatan bulan suci ini memperbaiki diri lebih baik
ReplyDeleteSaya seneng banget jika para Nonis berburu takjil, itu artinya para pedagang makin laris. Tapi tetep ingat ada batasan-batasan yang harus kita jaga, jangan sampai dengan landasan toleransi jadi kebablasan.
ReplyDeleteYup..setiap ramadhan meski ada perubahan dari tahun lalu agar kita bisa mengintropeksi diri merubahnya lebih baik lagi di ramadhan sekarang... Kebetulan aku sih selalu bikin sendiri takjil di rumah kesukaan keluarga
ReplyDeleteMasya Allah semangat banget ..semoga ramadan kita lebih produktif dan bernilai ibadah
ReplyDeleteBetul banget kak. Ramadan emang ajang evaluasi diri. Jangan sampe malah lbh buruk dripada th lalu.
ReplyDeleteWar takjil yg viral di sosmed ini seru banget. Aku suka liat keberagaman agama di Indonesia yg akur dan saling toleransi begitu
Lah iya, sekarang sedang viral di sosmed war takjil wkwkwk, tapi menyenangkan sih melihat penjual takjil sekarang lebih semangat dan menjadi rezeki di bulan Ramadan. Bagi aku, selain bersyukur bisa bertemu kembali di bulan yang mulia dan suci ini, juga menjadi momen untuk evaluasi diri agar lebih baik lagi dari bulan Ramadan lalu.
ReplyDeleteTentang penambahan kualitas ini sedang saya upayakan, Mba. Nggak mau rugi kalau ramadan sekarang sama bahkan kurang dibandingkan ramadan sebelumnya. Semangat selalu, Mba!
ReplyDeleteRamadhan emang bulan yang mulia semuanya penuh dengan barokah. Tapi jangan sampai deh riweuh ngurusin makanan aja jadi lupa meningkatkan ibadah dan evaluasi diri
ReplyDeletePuasa tuh penuh cerita. Ceruta berburu takjil aja panjanh ya
ReplyDeleteRamadan tahun ini diramaikan dengan war takjil dan saudara non-muslim turut meramaikan. Saya melihat ini sebagai sesuatu yang positif. Apalagi penjualnya, pasti positif banget.
ReplyDeleteSeru juga ya baca tentang war takjil. Tapi emang loh klo pas puasa itu, jajanannya banyak ragamnya, yang kadang2 tidak ada ketika di bulan2 biasa. Makanya ga heran, yang non muslim pun juga ingin memeriahkan suasana perburuan takjil. Enak enaaakk soalnya loh jajanan yang ditawarkan untuk berbuka puasa.
ReplyDeletePernah lihat war takjil nih di salah satu stasiun TV dan baru ngeh kalau ternyata varian takjil sudah semakin banyak ya, kalau puasa tuh sepertinya semua mau dimakan aja saat bedug berkumandang, eh ternyata cuma 1 atau 2 biji sudah kenyang
ReplyDeleteRamadan waktunya upgrade ibadah. Meski selepas Ramadan kita malas lagi, seenggaknya tiap Ramadan kita semangat lagi... Selalu syukur bisa ketemu Ramadan.
ReplyDeleteBhahaa, Seru juga ramadhan kemarin ini ya Kak. Setelah panas di pemilu akhirnya adem di bulan Ramadhan rame-rame berburu takjil ini ya Kak Miaa:D
ReplyDelete