Pejuang
garis dua. Ya, itulah sebutan untuk para wanita hebat yang selalu semangat dan
sabar menanti sang jabang bayi hadir di dalam rahimnya. Terlepas dari kehamilan
anak pertama ataupun kehamilan berikutnya yang amat didambakan.
Sobat
Jelajah Mia apakah pejuang garis dua? Yuk, mari simak sampai akhir Hal apa saja
yang dirasakan menjadi pejuang garis dua
Pejuang Garis Dua
Sebelumnya
Jelajah Mia membahas refleksi diri, jadi teringat refleksi dimasa menjadi
pejuang garis dua. Bagi pasangan yang sedang menjalani program hamil dan
menunggu sang calon buah hati datang menyapa, semoga segera mendapatkan kabar
baik nan bahagia ya.
Siapapun
yang sedang menjalani proses ini, mungkin terasa berat karena banyaknya
pertanyaan dan omongan dari orang-orang terdekat. Seolah pertanyaan basa-basi
bagi pasangan suami istri baru yang
Keinginan
untuk memiliki buah hati memang sering dirasakan oleh pasangan yang sudah
menikah namun belum kunjung hamil. Besar harapan melihat dua garis biru di alat
tes kehamilan pun membuat pejuang garis dua melakukan segala usaha.
Akan
tetapi kondisi ini juga dapat menguras emosi dan jiwa bagi para pejuangnya.
Sebab, banyak yang menganggap bahwa kehadiran buah hati dalam sebuah keluarga
menjadi ukur kebahagiaan. Di posisi ini selalu perempuan yang menjadi sudut
dipersalahkan bila belum hadir buah hati.
Hal yang Dirasakan Pejuang Garis Dua
Duduk
sama “Udah isi belum? Aku pengen cepet-cepet punya cucu, nih.”
Kumpul
sama temen “Eh kamu tau ga si A kemarin abis lahiran, kamu kapan nyusul?”
Kumpul
acara keluarga “Katanya si B hamil lagi? padahal anak yang pertama belum sampe
setahun. Subur banget yaa”
Ngobrol
sama tetangga “Eh Bu, udah lama gak keliatan. Mau kemana nih? Oh iya, udah
hamil belum nih? Kayaknya udah lama ya nikahnya?"
Pasti
mereka yang sedang berjuang BOSAANNN dengan pertanyaan "kapan hamil",
"sudah isi belum?". atau "kapan nyusul hamil?".
Apalagi
pertanyaan itu disampaikan berulang-ulang dari orang yang itu-itu lagi, makin
menyakitkan !!! Siapa yang tidak bermimpi untuk hidup pada umumnya setelah
menikah dan langsung dianugerahi buah hati.
Dampak
yang dirasakan Jelajah Mia saat menjadi pejuang garis dua pernah juga
diceritakan
Cara Menyamankan Pejuang Garis Dua
Yuk
memberi nyaman bagi mereka yang berjuang dengan berbagai kisahnya, meski kita
tak bisa mengontrol orang lain tapi kita bisa menahan diri. membantu mereka
lebih tenang atau bahkan bantu menjawab.
Hindari Tanya Soal Hamil Atau Anak
Bertemu
siapapun yang baru dikenal atau orang yang sudah lama tak bertemu, meskipun
teman dekat atau bahkan saudara HINDARI memulai pertanyaan ini karena kita tak
pernah tahu kondisi dan masalah yang sedang dihadapi rumah tangga seseorang
Cari Informasi Lewat Orang Lain Atau Medsos
Bila
ingin menghindari situasi kurang mengenakkan, misal topik pembicaraan yang tak
disengaja maka ada baiknya cari info lewat orang lain apakah yang bersangkutan
sudah punya anak atau belum.
Wajar Bila Kita Tak Paham
Bila
seseorang yang sedang berjuang dan belum berhasil, sedangkan kita belum pernah
mengalaminya maka saat yang bersangkutan minta pendapat sarankan pada ahlinya
misal bantu cari teman yang berpengalaman, group atau komunitas yang dapat
berbagi pengalaman, tips atau tempat berbagi perasaan.
Berikan Nyaman
Semua
yang terjadi adalah yang terbaik dari Yang Maha Kuasa, maka tak perlu
membandingkan dengan siapapun, apalagi menghakimi ini dan itu.
Tidak
semua orang lain memiliki takdir yang sama persis. Benar adanya bahwa Allah
memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Cukup berikan doa yang
terbaik dan senyum yang hangat.
Penutup
Setiap
proses akan memiliki hasil yang terbaik untuk siapapun yang menjalaninya dengan
sungguh-sungguh. Sebagai seseorang yang dekat dengan para Pejuang 2 Garis, yuk
selalu berikan kenyamanan dan selipkan kalimat penyemangat di setiap obrolan.
Kita
hanya orang luar yang tidak mengetahui usaha apa yang telah para Pejuang
lakukan. Maka, mendoakan dan memberikan semangat akan terasa menghangatkan hati
dan menjadi pendukung terbaik untuk mereka.
Semangat
terus yaa untuk para Pejuang Garis Dua!!
Tertanda
dari pejuang garis dua selama lima tahun
Semoga
yang masih berjuang dapat disegerakan dua garis dan bila masih belum diberi
kesempatan berarti Allah sedang menunggu waktu yang tepat
Saya pun pejuang garis 2, cibiran dan omongan apa aja sudah mendarat di telinga, hanya bisa ngelus dada aja. Oleh karena itu saya ga mau bahas masalah anak atau kehamilan kecuali lawan bicara mulai duluan, khawatir menyinggung karena saya pernah ada di posisi tersebut
ReplyDeletemasalah anak, jodoh dan mati itu kan bukan hal yang bisa dipaksakan jadi sebaiknya menjaga perasaan saja lah
Pengalaman membuat mbak kuat ya mbak salut..saya jadi makin bersyukur atas segala yang ditakdirkan allah
DeleteAgak tidak nyaman memang ya, mbak, kalau ditanya-tanya terus tentang hal yang kita saja tidak tau kenapa, bahkan sedang berjuang mendapatkannya. Dari sini kita jg jadi belajar yaa, bijak untuk berceloteh. Mending dama2 saling mendoakan ya mba.
ReplyDeleteSemangaaat terus buat pejuang garis dua. Saya juga punya teman sudah 22 tahun masih berdua saja blm ada anak. Tp dibawa happy saja dan pasrah ikhlas . Insya Allah jika sudah rejekinya pasti Allah kasih pada saatnya. Aamiin..
ReplyDeleteKadang yang bikin sakit ati tuh, yang komen dari orang terdekat. Nah itu yang kadang kagak paham konsep maut, rezeki, dan jodoh yak. Kasih senyum aja dah. Agak enteng ngomong gini karena udah pernah diposisi itu haha. Aku kemarin menunggu 2 tahun baru bisa melihat tanda garis dua. Ya, gimana ya.. pokoknya sabar aja, anak akan datang diwaktu yang tepat.
ReplyDeleteKalau ngomongin dua garis biru memang kompleks yaa. Kadang udah diusahakan, tapi terjyata Tuhan belum kasih. Aku yakin akan selalu ada alasan di balik tertundanya dua garis biru. Tuhan pasti bakal kasih di waktu yang tepat
ReplyDeletepertanyaan-pertanyaan itu menjengkelkan ya, seolah kita bisa menentukan kapan hamil sesuka hati. memang sihmungkin kita sudah berproses dan berusaha, tapi kan ya memang itu kuasa Allah. Sebel aja...
ReplyDeleteSetuju sama kita tidka bisa mengontrol omongan orang lain, tetapi minimal kita bisa menahan diri untuk tidak ikut bertanya. Circleku banyak juga nih yang pejuang garis dua lebih dari 10 tahun.
ReplyDeleteSemangat ya Mbaa, semoga doa-doanya terjawab di waktu yang tepat. Di keluarga saya pun, baru saya yang punya anak dan orang tua saya baru punya cucu ya dari saya. Adik-adik saya sudah menikah juga beberapa tahun tapi belum punya anak. Sama sekali saya nggak pernah nanyain kecuali mereka cerita sendiri. Selain takut tersinggung, ngerasa nggak nyaman aja saya nanya-nanya hal pribadi gitu..
ReplyDeleteUdah mau 12 tahun nih, saya menantikan kehamilan tapi tak kunjung datang
ReplyDeleteMungkin ya belum rezekinya kami
Saya sih gak masalah, sedapatnya aja, toh doa dan ikhtiar rasanya udah maksimal
Kalau ada yg tanya tanya emang kadang suka bikin kesal tapi saya senyum aja
Saya pernah mengalami kondisi yang sama, dongkol, sebel, kalau membicarakan tentang keturunan dan jodoh. Oleh karena itu saya sebisa mungkin tidak membicarakan hal yang mungkin menyinggung dan memberi semangat pejuang garis 2
ReplyDeleteAnak saya pejuang garis 2. Malah udah ikut program bayi tabung 2x tapi belum rizkinya. Kalau lihat ikhtiarnya yang menguras perasaan, energi, dan biaya, cuma bisa mendoakan supaya ikhlas.
ReplyDeletePejuang garus dua harus kuat dalam berikhtiar ya
ReplyDeleteMereka juga harus menjaga kesehatan fisik dan mentalnya
Belajar untuk memahami orang lain, ka Mia..
ReplyDeleteBagi pejuang garis dua, pertanyaan seputar kehamilan ini terasa sangat tidak nyaman yaa.. Mau dijawab, nanti jadinya curcol. Kalau gak dijawab dibilang shombong.
Huhuhu..
Semoga Allah mudahkan perjalanannya.
Barakallaahu fiik~
Ini PR banget, sebagai perempuan harusnya woman support woman bukan malah jadi julid . kehamilan kan anugrah dari yang Maha Kuasa manusia hanya bisa berupaya.
ReplyDeleteSaya dulu punya teman yang harus menunggu sekitar 7 tahun baru dikasih momongan. Dan baru sadar, dulu mulut saya juga sering kasih nasihat gini gitu. Plak deh saya.
ReplyDeleteTapi bersyukur banget teman saya bisa punya anak, dan Alhamdulillah dia makin bahagia
Kalau sudah menikah paling gak enak ditanya "sudah isi belum?". aku dulu sempat beberapa bulan kosong, dengan pertanyaan itu rasanya tertekan. Karena itulah aku berusaha untuk gak bertanya hal-hal seperti itu kepada teman-teman yang sudah menikah.
ReplyDeleteSemangat ya Mbak, pejuang garis dua.. Memang memahamkan keluarga terdekat atau lingkungan kadang perlu kesabaran yg tinggi.
ReplyDeleteapalagi di Indonesia yaa..
Aku juga pejuang garis dua dulu mbaak. Jadi tahu banget nih rasanya gimana. Makanya aku nggak pernah cerita tentang anak di depan orang yang belum punya anak kecuali dia yang nanya duluan. Aku tahu banget sakit hatinya gimana, lebih baik diam aja daripada basa basi bahas anak. Padahal punya anak atau nggak itu sesuatu yang nggak bisa kita jawab karena itu amanah dari Allah.
ReplyDeleteEkekeek semangaat untuk kita semuaaa pejuang garis duaaa. Aku kadang merasa pertanyaan soal kehamilan itu jadi ngga nyaman, tp kadang jg biasa aja, tergantung mood ternyata lwlwlw
ReplyDeleteSaya termasuk yang paling hati2 menyikapi kondisi orang lain dalam hal belum nikah padahal sudah lewat waktu ideal, sama belum punya momongan saat usia pernikahan sudah lama. Meski saya dan istri alhamdulillah dimudahkan dalam soal buah hati, tapi saya memahami rasanya pasangan pejuang gardu ini.
ReplyDeleteDuh aku ikutan sebel deh ama budaya kita yang keponya sampe ubun-ubun. Padahal pertanyaan “udah isi belum?” tuh sensitif banget bagi sebagian orang, yakan? Padaha; para Pejuang Garis 2 harusnya diberi semangat dan seslalu didoakan bukan malah dipojokkan dengan pertanyaan menyebalkan. Kita ngga tahu sih gimana usaha mereka dibaliknya.
ReplyDeleteSemangat untuk semua pejuang garis dua diseluruh dunia... bahkan dua jempol pun gak akan cukup untuk mengapresiasi perjuangan temen-temen semua.. peluk online buat semua pejuang garis biru..
ReplyDeleteIni mah relate banget sama saya dan Zauji. Sebelum menikah, topik ini menjadi salah satu yang kami bahas sehingga saat menjalani usia pernikahan kesekian dan masih 'berdua' kami merasa lebih siap. Nikmati saja skenario Allah. Ikhtiar langit dan bumi semoga menjadi amal sholih. Aamiin.
ReplyDelete